Thursday, April 23, 2020

Analisis Laporan Keuangan PT. Hanson International Menggunakan Alat Analisis Common Size dan Komparatif



Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Di bawah ini berdasarkan hasil Analisis Common size vertikal dari data laporan keuangan PT Hanson Internasional dari periode 2014-2017 secara garis besar terdapat kenaikan pada presentase total Aset Lancar pada tahun 2014 sebesar 11.6% sampai dengan 2017 sebesar 13.3%. Namun pada pencapaian pada tingkat 13.3% di tahun 2017 sempat terjadi penurunan atas aset yang dimiliki PT Hanson Internasional pada tahun 2016 yang menurun sebesar 0.5% akan tetapi dapat diimbangi dengan perolehan aset lancar pada tahun 2017. Peningkatan aset tersebut terutama disebabkan karena meningkatnya uang muka pembelian tanah sebagai bentuk usaha Perseroan untuk meningkatkan cadangan tanah / Landbank untuk ekspansi bisnis dan pengembangan usaha Perseroan kedepannya. Hal ini berkaitan dengan total liabilitas jangka pendek yang dimiliki oleh PT Hanson Internasional selama 4 periode yang juga menciptakan nilai liabilitas yang tinggi pada tahun 2016 sehingga pengalokasian kas pada aset lancar tercermin mengalami penurunan. Lalu kemudian adanya upaya pengurangan liabilitas pada jangka pendek dan jangka panjang yang membuat PT Hanson Internasional dapat mengoptimalkan keseimbangan financial pada perusahaannya. 

Modal yang dimiliki PT Hanson Internasional yang meliputi kepemilikan saham dan kepemilikan dari non pengendali juga berpengaruh besar pada kepemilikan harta PT Hanson Internasional. Yaitu selama 4 periode tersebut yang diawali pada tahun 2014 kepemilikan saham PT Hanson Internasional adalah sebesar 40.7% yang semakin berganti tahun mengalami penurunan yang terakhir dimiliki pada tahun 2017 sebesar 31.3%. Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 5,45% dari Rp 5,755 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp 6,069 triliun pada tahun 2017 yang dikontribusikan terutama oleh realisasi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) Perseroan tahun 2017 sebesar Rp200,0 milyar. 

Pengaruh ini mencerminkan bahwa kepemilikan saham oleh PT Hanson Internasional semakin menurun sehingga pendapatan laba yang diperoleh juga menurun. Sempat booming pada kurun 2011- 2013 karena tumbuhnya populasi yang mendorong naiknya permintaan, kemudian sektor properti mengalami tekanan pada tahun 2014. Sampai 2017, geliat industri properti di Indonesia mulai menunjukkan kemajuan kendati belum signifikan. Pada tahun 2017, Perseroan membukukan pendapatan penjualan sebesar Rp 885,13 milyar, meningkat sebesar 19,61% dibandingkan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 740,02 milyar. Peningkatan pendapatan ini terutama dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan dari produk properti rumah tinggal dan ruko sebesar 197,34% menjadi Rp 377,2 milyar pada tahun 2017 dari sebelumnya Rp 126,86 milyar pada tahun 2016. Posisi laba kotor Perseroan mengalami penurunan sebesar 28,19% dari Rp417,04 milyar pada tahun 2016 menjadi Rp299,48 milyar pada tahun 2017 yang disebabkan oleh peningkatan pengakuan beban pengembangan kawasan dan infrastruktur di proyek-proyek Perseroan. Peningkatan beban pengembangan kawasan dan infrastruktur tersebut adalah sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tarik produk properti Perseroan kedepannya dan akan memberikan kontribusi positif pada peningkatan penjualan dan marjin laba Perseroan pada tahun-tahun mendatang.

Berdasarkan analisis komparatif terhadap laporan keuangan PT. Hanson International pada periode 2016 dan 2017 kami menemukan adanya peningkatan terhadap kas sebesar 105%, ini terjadi karena adanya pembayaran atas piutang usaha dari tahun sebelumnya sehingga piutang usaha mengalami penurunan sebesar 97%. Pada tahun 2017 perusahaan melakukan pembayaran dimuka atas pembelian tanah sebesar 1,1 miliyar atau 128% mengalami peningkatan, secara keseluruhan total asset perusahaan mengalami peningkatan sebesar 19%. Selanjutnya pada keseluruhan liabilitas perusahaan mengalami kenaikan sebesar 27% dimana utang usaha mengalami kenaikan sebesar 84%, dan utang lain-lain meningkat 95%. Dan dibagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo mengalami penurunan 45%. Sedangkan dibagian ekuitas perusahaan mengalami peningkatan sebesar 16%. Pada bagian laporan laba rugi, perusahaan mengalami peningkatan penjualan 20%. Namun pada bagian beban pokok pendapatan mengalami peningkatan 81% sehingga mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian sebesar 28%.

Penulis : Lukman
Mahasiswa STEI SEBI

0 Comments:

Post a Comment

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567